1. KOREA (Rasa hormat)
Rasa hormat ke orang yang lebih tua
Di beberapa variety show di Korea,
tidak peduli seberapa terkenal artis atau idola, mereka sangat menghormati
senior mereka yang biasa disebut Sunbae. Cara menghormati orang yang lebih tua
dianggap sebagai budaya Korea. Beberapa cara respek antara ralin :
- Harus tunduk saat menyapa seseorang yang lebih tua.
- Ketika diberi sesuatu oleh seorang yang lebih tua, Anda harus menerimanya dengan dua tangan.
- Jika orang yang lebih tua sedang berbicara kepada Anda, Anda harus mendengarkan dan tidak membuat kontak mata langsung.
- Ketika seseorang yang lebih tua menawarkan minuman (beralkohol), Anda harus menerimanya
- (Jika tidak bisa meminumnya, Anda bisa menempatkannya di atas meja dan mencicipi sedikit).
- Bila Anda minum minuman beralkohol Anda harus mengaktifkan wajah Anda ke samping dan meminumnya. Jangan minum menghadapi orang yang lebih tua.
Sumber : http://okepop.com/5-hal-unik-tentang-budaya-korea/
2. INDIA ( PEKERJA KOREK
TELINGA)
Kebersihan telinga
tidak diragukan lagi adalah hal penting bagi mereka yang peduli akan kesehatan.
Tapi dalam hal membersihkan alat pendengaran, apakah anda rela jika ada orang
yang melakukannya, dengan alat seadanya dan belum tentu steril?
Inilah yang terjadi di beberapa bagian kota di Old Delhi, India. Setiap harinya, tukang pembersih telinga berkeliling kota untuk mencari orang yang ingin dikorek kotoran telinganya. Pelanggannya bisa mencapai puluhan orang per hari, dan omsetnya juga tidak mengecewakan.
Muhammad Abbas telah menjadi tukang bersih telinga sejak lama. Diberitakan Daily Mail pekan ini, pria 38 tahun itu hanya bermodalkan jarum besi, kapas dan sepasang pinset untuk menguliti kotoran di telinga kliennya.
Setiap harinya, Abbas bisa membersihkan telinga 20-30 orang, dengan bayaran antara 20-50 rupee (sekitar Rp3000-8000) per orang. Bandingkan dengan jasa dokter THT di Inggris yang mematok 70 pound sterling (Rp1,08 juta) untuk layanan yang sama.
Abbas memasukkan jarum besi yang dibalut kapas ke telinga pelanggannya. Lalu mulailah dia "berburu" kotoran telinga. Walaupun terdengar berbahaya dan tidak steril, namun para pelanggan tetap Abbas mengaku tidak khawatir terluka atau infeksi.
Salah satu pelanggan setianya adalah Muhammad Aslam Qureshi yang mengaku telah dibersihkan telinganya selama 17 tahun oleh tukang pembersih seperti Abbas.
Inilah yang terjadi di beberapa bagian kota di Old Delhi, India. Setiap harinya, tukang pembersih telinga berkeliling kota untuk mencari orang yang ingin dikorek kotoran telinganya. Pelanggannya bisa mencapai puluhan orang per hari, dan omsetnya juga tidak mengecewakan.
Muhammad Abbas telah menjadi tukang bersih telinga sejak lama. Diberitakan Daily Mail pekan ini, pria 38 tahun itu hanya bermodalkan jarum besi, kapas dan sepasang pinset untuk menguliti kotoran di telinga kliennya.
Setiap harinya, Abbas bisa membersihkan telinga 20-30 orang, dengan bayaran antara 20-50 rupee (sekitar Rp3000-8000) per orang. Bandingkan dengan jasa dokter THT di Inggris yang mematok 70 pound sterling (Rp1,08 juta) untuk layanan yang sama.
Abbas memasukkan jarum besi yang dibalut kapas ke telinga pelanggannya. Lalu mulailah dia "berburu" kotoran telinga. Walaupun terdengar berbahaya dan tidak steril, namun para pelanggan tetap Abbas mengaku tidak khawatir terluka atau infeksi.
Salah satu pelanggan setianya adalah Muhammad Aslam Qureshi yang mengaku telah dibersihkan telinganya selama 17 tahun oleh tukang pembersih seperti Abbas.
"Telinga saya
selalu dibersihkan. Sangat nyaman dan rasanya menyenangkan. Saya tidak pernah
punya masalah dengan telinga saya," kata Qureshi.
Pelanggan Turun
Dulu, dia mengaku
bisnis ini banyak diminati orang. Namun sekarang, para pemuda tidak percaya
padanya dan lebih memilih menggunakan cotton bud untuk membersihkan liang
telinga mereka.
"Kebanyakan pelanggan saya adalah orang tua. Saya jarang mendapat pelanggan pemuda. Mereka lebih pilih pakai cotton bud," kata Abbas.
Keluhan yang sama disampaikan oleh Sadanand, 35, tukang pembersih telinga lainnya di New Delhi. Dia mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir bisnisnya semakin menurun.
"Saat saya mulai pekerjaan ini 20 tahun lalu, saya bisa membersihkan telinga 50 orang sehari. Tapi sekarang, 20 orang saja itu sudah beruntung," keluhnya. (ren)
"Kebanyakan pelanggan saya adalah orang tua. Saya jarang mendapat pelanggan pemuda. Mereka lebih pilih pakai cotton bud," kata Abbas.
Keluhan yang sama disampaikan oleh Sadanand, 35, tukang pembersih telinga lainnya di New Delhi. Dia mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir bisnisnya semakin menurun.
"Saat saya mulai pekerjaan ini 20 tahun lalu, saya bisa membersihkan telinga 50 orang sehari. Tapi sekarang, 20 orang saja itu sudah beruntung," keluhnya. (ren)
Sumber : http://dunia.news.viva.co.id/news/read/372688-pekerjaan-unik-di-india--tukang-korek-telinga






